Home
Bisnis
Info
Keuangan
Yuan vs Renminbi, Mana Mata Uang China yang Benar?
March 17, 2025

Yuan vs Renminbi, Mana Mata Uang China yang Benar?

100 Yuan China

Pernah nggak sih kita bingung saat mendengar orang menyebut mata uang China sebagai Yuan atau Renminbi?

Misalnya saja saat kita melihat berita ekonomi internasional, ada yang bilang nilai ekspor China dihitung dalam Renminbi, tapi di aplikasi penukaran uang, kita justru sering melihat kode CNY (Chinese Yuan).

Lantas mana yang benar? Apakah kedua istilah ini merujuk pada hal yang sama, atau justru berbeda?

Nah sebenarnya permasalahan ini merupakan pertanyaan yang cukup umum. Banyak orang bahkan yang sering berurusan dengan keuangan global sekalipun terkadang masih keliru menyamakan Yuan dan Renminbi.

Padahal keduanya punya peran dan makna yang berbeda dalam sistem moneter China. Nah agar tidak salah kaprah lagi, mari kita telusuri sejarah, perbedaan, serta konteks penggunaan kedua istilah tersebut.

Siapa tahu, informasi ini bisa jadi bekal buat kita yang sering bertransaksi dengan mitra China atau sekadar penasaran dengan dinamika ekonomi negara Tirai Bambu.

Sejarah Singkat, Dari Mana Asal Nama Yuan dan Renminbi?

Sebelum membahas perbedaan antara Yuan dan Renminbi, maka ada baiknya kita sedikit melakukan kilas balik ke masa lalu.

Mata uang China modern boleh dibilang tidak lepas dari perubahan politik besar-besaran pada abad ke-20. Sebelum 1949, China menggunakan berbagai jenis mata uang, tergantung wilayah dan juga rezim yang berkuasa pada saat itu.

Namun setelah Partai Komunis China memenangkan Perang Saudara dan mendirikan Republik Rakyat China (RRC), mereka kemudian memperkenalkan mata uang baru sebagai simbol kedaulatan ekonomi yaitu Renminbi (RMB), yang artinya "mata uang rakyat".

Disisi lain, nama Yuan sendiri sebenarnya sudah ada sejak era Dinasti Ming dan Qing sebagai satuan hitung untuk uang logam perak. Ketika sistem keuangan modern China dibentuk, pemerintah mempertahankan istilah Yuan sebagai unit dasar dalam Renminbi.

Jadi bisa dibilang Renminbi adalah nama resmi mata uangnya, sementara Yuan adalah satuan nilainya.

Jika di Indonesia kita bisa ibaratkan seperti "Rupiah" sebagai nama mata uang Indonesia dan "ribu" atau "perak" sebagai satuan hitung. Misalnya 5 ribu atau 100 perak, dsb.

Perbedaan Yuan dan Renminbi, Jangan Sampai Tertukar!

Meski sering dianggap sama, namun Yuan dan Renminbi ini punya peran yang berbeda dalam konteks finansial.

Bayangkan Renminbi itu seperti "sistem mata uang" secara keseluruhan, sementara Yuan adalah "unit" yang digunakan sehari-hari. Contoh sederhana, seperti saat kita melihat harga barang di China tertulis "RMB 100", itu artinya harganya jika dibaca yaitu 100 Yuan.

Pemerintah China sengaja mempertahankan kedua istilah ini untuk alasan historis dan politis. Renminbi (RMB) dipilih sebagai simbol identitas nasional pasca-revolusi, sedangkan Yuan dipertahankan karena sudah terlanjur melekat dalam kebiasaan masyarakat Tiongkok.

Dalam percakapan sehari-hari, orang China lebih sering menyebut "Yuan" ketimbang "Renminbi". Misalnya, "Barang ini harganya 50 Yuan," bukan "50 Renminbi".

Kapan Harus Pakai Istilah Yuan atau Renminbi?

Nah ini dia yang sering bikin kita galau. Kapan kita harus menggunakan Yuan atau Renminbi? Jawabannya tentu akan tergantung pada konteks!

Dalam kegiatan transaksi domestik, kebanyakan orang China hampir selalu menggunakan istilah Yuan.

Misalnya saat belanja di pasar, membayar taksi, atau transfer uang lokal. Bahkan simbol mata uang resmi China pun sebenarnya berupa huruf Y dengan dua garis strip (¥) yang merujuk pada Yuan, bukan Renminbi.

Namun dalam konteks internasional, istilah Renminbi (RMB) kemungkinan besar akan lebih sering dipakai untuk menyebut mata uang China dalam transaksi global atau dokumen resmi.

Contohnya, saat IMF mengakui Renminbi sebagai mata uang cadangan dunia pada 2016, mereka menggunakan istilah RMB, bukan Yuan.

Sementara di pasar valuta asing (Forex), Yuan seringkali diperdagangkan dengan kode CNY (Chinese Yuan). Namun, ada juga istilah CNH untuk transaksi Yuan di luar daratan China, seperti di Hong Kong.

Jadi meski sekilas mirip, penggunaan Yuan dan Renminbi harus disesuaikan dengan situasi. Kalau kita bicara tentang nilai tukar atau harga barang, pakailah Yuan.

Tapi jika ingin membahas kebijakan moneter China atau perdagangan internasional, maka penggunaan kata Renminbi lebih tepat untuk disebutkan.

Mengapa China Mempertahankan Dua Istilah Sekaligus?

Kenapa negara China tidak memilih salah satu nama saja agar masyarakat tidak bingung? Ternyata hal ini karena ada alasan politis dan kultural di baliknya.

Pertama, Renminbi (People's Currency) mencerminkan identitas sosialis China. Nama ini dipilih untuk menegaskan bahwa mata uang ini milik rakyat, bukan rezim lama atau kekuatan asing.

Kedua, penggunaan Yuan yang sudah berakar sejak ratusan tahun memudahkan adaptasi masyarakat, terutama kalangan tua yang terbiasa dengan sistem moneter tradisional.

Selain itu, dengan memisahkan istilah "mata uang" (Renminbi) dan "unit" (Yuan), pemerintah China bisa lebih fleksibel dalam mengatur kebijakan ekonomi.

Misalnya saat mereka melonggarkan kontrol nilai tukar, istilah CNY dan CNH muncul untuk membedakan Yuan yang diperdagangkan di dalam dan luar negeri.

Kesalahan Umum dalam Penggunaan Yuan dan Renminbi

Tak jarang media atau bahkan pelaku bisnis melakukan kesalahan dalam menyebut Yuan dan Renminbi. Beberapa kesalahan umum yang perlu dihindari:
  • Menganggap Yuan dan Renminbi sebagai Mata Uang Berbeda: Faktanya, keduanya adalah bagian dari sistem yang sama. Renminbi adalah nama resmi, Yuan adalah satuan unit.
  • Menggunakan CNY dan RMB Saling Bergantian Tanpa Konteks: CNY adalah kode internasional untuk Yuan, sementara RMB adalah singkatan dari Renminbi. Meski terkait, penggunaannya perlu disesuaikan.
  • Menyamakan RMB dengan Mata Uang Lokal Lain: Beberapa orang mengira RMB hanya digunakan di China daratan. Padahal, Hongkong dan Macau punya mata uang sendiri (HKD dan MOP), meski RMB juga diterima di beberapa tempat.

Kesimpulan

Jadi berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Renminbi (RMB) adalah nama resmi dari mata uang China, sementara Yuan adalah satuan nilainya. Mirip seperti Inggris yang punya Poundsterling sebagai nama mata uang dan Pound sebagai nama unit.

Selain itu, yang menarik meski China kini jadi raksasa ekonomi dunia, kebingungan soal Yuan vs Renminbi seringkali tetap ada. Tapi justru hal inilah yang membuat sistem moneter mereka unik, karena memadukan tradisi lama dengan identitas modern.

Dengan memahami perbedaan ini, semoga kita tidak bingung lagi dan bisa lebih tepat dalam menyebut, menulis, atau bertransaksi saat menggunakan mata uang China.

Jadi lain kali jika ada yang bertanya, "Ini Yuan atau Renminbi?", maka seharusnya kita sudah bisa jawab dengan percaya diri.

No comments

Terima kasih telah berkunjung ke Blog ini. Bagi pengunjung silahkan tinggalkan komentar, kritik maupun saran dengan menggunakan bahasa yang baik dan sopan.
close