Nah dari sekian banyaknya jenis investasi yang ada, reksa dana mungkin menjadi salah satu pilihan yang sangat menarik untuk dipilih, baik itu bagi pemula maupun bagi investor yang sudah berpengalaman sekalipun.
Kenapa? Adapun alasannya karena reksa dana sendiri boleh dibilang memiliki banyak kelebihan, seperti menawarkan kemudahan dalam pengelolaan, risiko yang bisa terdiversifikasi, serta penggunaan modal awal yang relatif lebih terjangkau.
Nah lalu pertanyaan berikutnya, kapan sebenarnya waktu yang tepat untuk kita memulai investasi reksa dana?
Dimana pertanyaan seperti ini mungkin sering diajukan terutama bagi kita yang memang baru mulai berinvestasi.
Hal ini wajar sebab sebagai calon investor, tentu kita ingin mendapatkan hasil maksimal dari dana yang sudah kita tanamkan.
Nah oleh karena itu, agar kita tidak salah memilih, maka pada kesempatan kali ini kita akan coba membahas mengenai kapan saja waktu terbaik untuk kita memulai investasi reksa dana, termasuk tips apa saja yang bisa dilakukan dalam membantu kita memulai perjalanan investasi dengan cara yang tepat.
Kapan Waktu yang Tepat untuk Investasi Reksa Dana?
Secara umum sebenarnya kita bisa langsung terjun ke dalam dunia investasi kapanpun kita mau, selagi kita memang memiliki dana yang mencukupi untuk berinvestasi.
Namun tentu saja, tanpa adanya pemahaman dan ilmu yang memadai, sudah pasti hasil yang diraih pun kemungkinan besar akan kurang optimal.
Nah maka dari itu, berikut ini ada beberapa poin penting yang mungkin bisa dipertimbangkan, saat kita ingin memulai investasi reksa dana.
1. Saat Kondisi Keuangan Stabil
Pada dasarnya, waktu terbaik untuk mulai berinvestasi yaitu ketika kondisi keuangan kita sudah benar-benar stabil.
Ada beberapa parameter yang bisa kita jadikan acuan, untuk menilai keuangan kita sudah stabil atau belum.
Pertama, kita sudah memiliki dana darurat yang mencukupi, biasanya sekitar 3 sampai 6 bulan dari pengeluaran bulanan kita.
Selain itu, kita juga tidak sudah memiliki utang konsumtif yang menumpuk, serta sudah diimbangi dengan penghasilan tetap secara rutin.
Dengan kriteria seperti itu, seharusnya jika kita melakukan investasi, maka hal ini tidak akan berpengaruh pada kondisi keuangan kita termasuk untuk kebutuhan sehari-hari.
2. Saat Pasar Mengalami Koreksi
Banyak investor berpengalaman akan memanfaatkan momen ketika pasar mengalami koreksi atau saat adanya penurunan harga untuk membeli unit reksa dana dengan harga yang lebih murah.
Sebab setelah mengalami koreksi, pasar biasanya akan cenderung mengalami kenaikan. Dan pada momen seperti ini, bisa bilang merupakan waktu yang tepat untuk kita melakukan investasi.
Namun meski begitu, tentu kita pun tetap perlu berhati-hati dalam memilih reksa dana mana yang sesuai dengan tujuan investasi serta profil risiko kita.
3. Ketika Memiliki Tujuan Keuangan yang Jelas
Investasi reksa dana sebaiknya dimulai saat kita memiliki tujuan keuangan yang spesifik, seperti misalnya saat ingin menabung untuk kebutuhan pendidikan anak, membeli rumah, atau untuk persiapan pensiun.
Dengan adanya tujuan yang jelas seperti ini, seharusnya kita bisa memilih jenis reksa dana yang paling sesuai, baik itu reksa dana jenis pasar uang, jenis pendapatan tetap, jenis campuran, maupun jenis saham.
4. Saat Memahami Profil Risiko Kita
Tidak ada waktu yang lebih baik untuk berinvestasi selain saat kita sudah memahami profil risiko kita sendiri.
Apakah kita termasuk ke dalam tipe konservatif, moderat, atau agresif?
Dengan mengetahuinya, maka hal ini bisa membantu kita dalam memilih reksa dana yang tepat dan sesuai, sehingga kita mampu mengelola ekspektasi terhadap hasil investasi.
Tips Memulai Investasi Reksa Dana
Nah setelah kita sudah mengetahui kapan waktu yang tepat untuk masuk, maka berikutnya ada beberapa rekomendasi tips yang bisa kita coba untuk memulai investasi reksa dana.
1. Pilih Platform Investasi yang Terpercaya
Saat ini memang sudah banyak platform investasi reksa dana yang tersedia dan bisa kita pilih dengan lebih mudah, baik itu dalam bentuk aplikasi maupun berupa situs website.
Nah pada tahap ini, kita hanya perlu memastikan bahwa kita sudah memilih platform yang tepat, salah satu indikasinya yaitu seperti platform dipilih tersebut sudah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Hal ini bertujuan semata-mata agar uang yang kita tanam sudah aman dan terhindar dari tindakan fraud investment.
2. Mulai dengan Nominal Kecil
Jika memang baru memulai, maka ada baiknya kita tidak perlu terlalu nafsu untuk langsung berinvestasi dalam jumlah yang besar. Kita bisa memulainya dengan nilai nominal yang paling kecil.
Saat ini, sudah banyak jenis reksa dana yang memungkinkan kita untuk mulai berinvestasi dengan nominal yang cukup terjangkau, seperti dimulai dari Rp10.000 hingga Rp100.000.
Dengan begitu, seharusnya kita bisa belajar terlebih dahulu sambil meminimalkan risiko kerugian yang mungkin saja terjadi.
3. Pahami Jenis Reksa Dana yang Tersedia
Sebelum memutuskan untuk memilih yang mana, maka sebaiknya kita pun mempelajari terlebih dahulu tentang jenis-jenis reksa dana yang ada.
Secara umum, saat ini ada beberapa jenis investasi reksa dana yang bisa dipilih, tentu dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya, serta resiko yang dimiliki.
- Reksa Dana Pasar Uang: Risiko rendah, cocok untuk tujuan jangka pendek.
- Reksa Dana Pendapatan Tetap: Cocok untuk tujuan jangka menengah.
- Reksa Dana Campuran: Kombinasi risiko dan keuntungan, cocok untuk tujuan menengah hingga panjang.
- Reksa Dana Saham: Risiko tinggi, tapi potensi keuntungan besar, cocok untuk tujuan jangka panjang.
4. Rutin Berinvestasi
Konsistensi bisa dibilang merupakan salah satu kunci agar kita dapat sukses dalam melakukan investasi.
Kita bisa menggunakan metode Dollar Cost Averaging (DCA), yaitu berinvestasi dengan jumlah yang sama secara rutin dalam kurun waktu tertentu, misalnya setiap bulan.
Metode ini terbukti cukup efektif dan bisa membantu kita dalam mengurangi risiko fluktuasi pasar.
5. Pantau dan Evaluasi Secara Berkala
Meski reksa dana dikelola oleh manajer investasi, namun kita tetap perlu untuk memantau kinerja investasi secara berkala.
Kita bisa melakukan evaluasi, apakah hasilnya sudah sesuai dengan tujuan keuangan yang ditargetkan atau tidak.
Jika perlu, kita juga bisa melakukan rebalancing portofolio yaitu strategi untuk menyesuaikan kembali komposisi aset dalam portofolio investasi agar sesuai dengan rencana awal yang sudah direncanakan.
Adapun tujuannya yaitu untuk mengelola risiko, mempertahankan alokasi aset, dan mengoptimalkan laba yang bisa didapatkan.
6. Jangan Terburu-Buru Menjual Unit
Salah satu kesalahan yang sering dilakukan investor pemula, yaitu terlalu cepat menjual unit reksa dana ketika pasar mengalami penurunan. Padahal hal tersebut merupakan hal wajar dalam sebuah proses investasi.
Oleh karena itu, jika memang terjadi penurunan, maka sebaiknya kita fokus pada tujuan jangka panjang dan hindari keputusan yang bersifat impulsif tanpa adanya keputusan yang matang.
Penutup
Investasi reksa dana merupakan salah satu cara terbaik untuk mulai berinvestasi, terutama bagi kita yang belum terlalu berpengalaman dan memang baru memulai.
Banyak cara yang bisa kita terapkan dalam memilih investasi reksadana yang tepat yang sesuai dengan kebutuhan.
Namun yang jelas saat baru memulai, janganlah kita terlalu bernafsu dan ingin segera mengambil keuntungan, karena hal ini justru bisa berdampak buruk bagi instrumen investasi yang sudah dipilih.
Jadi bersabarlah, sambil kita belajar dari pengalaman untuk bisa mendapatkan hasil yang terbaik.
Yuk, mulai investasi reksa dana sekarang dan wujudkan tujuan keuangan kita di masa depan!
No comments