Nah adapun salah satu teknik yang sering digunakan dalam proses kompresi video maupun foto ini yaitu dengan memanfaatkan teknik yang disebut sebagai chroma subsampling.
Bagi sebagian orang, mungkin istilah tersebut agak terdengar asing. Namun, teknik ini sebenarnya justru sering dipakai dalam berbagai bentuk pengolahan visual baik itu gambar maupun video, terutama untuk kebutuhan seperti streaming, televisi digital, atau juga untuk format video yang biasa kita nikmati sehari-hari.
Lalu Apa Itu Chroma Subsampling?
Sederhannya Chroma subsampling adalah teknik pengurangan jumlah data warna (chroma) dalam suatu file gambar atau video.
Adapun prinsip kerja dasarnya yaitu dengan mengurangi detail warna pada objek yang dikompres, dengan tujuan untuk menghemat ruang penyimpanan atau bandwidth namun tanpa perlu mengorbankan terlalu banyak kualitas visual.
Dalam sistem gambar digital sendiri, setiap piksel biasanya akan memiliki dua komponen utama, yaitu luminance (Y) yang menentukan kecerahan dan chrominance (Cb dan Cr) yang menentukan warna.
Nah mata manusia sendiri bisa dibilang lebih sensitif terhadap perubahan kecerahan jika dibandingkan dengan perubahan warna.
Sehingga detail warna inilah yang kemudian dimanfaatkan untuk bisa dikompresi lebih agresif lagi, karena meski dilakukan kompresi secara signifikan. Namun hasil akhir tidak akan terlihat mencolok perubahannya di mata kita.
Berbeda jika tingkat kecerahan yang dilakukan kompresi, dimana meski sedikit saja diturunkan kualitasnya, maka hal ini bisa terlihat sangat berbeda dimata manusia.
Adapun beberapa opsi chroma subsampling yang sering dipakai, misalnya yaitu format 4:4:4 dimana setiap piksel yang dikompresi akan memiliki informasi warna dan kecerahan yang lengkap.
Selain itu ada juga dalam format 4:2:2 atau 4:2:0, dimana jumlah informasi warna pada proses kompresi ini akan dikurangi, tapi informasi kecerahan tetap dipertahankan.
Nah dengan menggunakan metode chroma subsampling inilah, memungkinkan file video atau gambar dapat memiliki ukuran (size) penyimpanan yang sangat kecil tetapi tetap terlihat baik di mata kita seakan belum mengalami proses kompresi sama sekali.
Apakah Chroma Subsampling Termasuk Jenis Kompresi?
Ini merupakan salah satu pertanyaan yang sering diungkapkan banyak orang berkenaan dengan teknik chroma subsampling.
Adapun jawabannya sendiri yaitu tentu saja chroma subsampling termasuk kedalam jenis dari proses kompresi suatu file, meskipun secara teknik memang sedikit berbeda dari metode kompresi biasa yang dikenal oleh kebanyakan orang.
Kompresi sendiri secara umum berarti mengurangi jumlah data atau informasi dalam sebuah file untuk membuat ukurannya menjadi lebih kecil. Nah pada chroma subsampling, kompresi terjadi khusus dilakukan pada bagian warna saja dari file gambar atau video.
Metode Chroma subsampling sendiri termasuk ke dalam kategori lossy compression, yang artinya ada informasi yang dihilangkan selama proses kompresi.
Penghilangan informasi pada teknik chroma subsampling ini biasanya tidak terlihat oleh mata manusia secara kasat mata, karena cara kerja penglihatan kita yang memang lebih peka terhadap detail kecerahan dibandingkan dengan detail warna.
Software untuk Melakukan Metode Compress Chroma Subsampling
Saat ini, boleh dibilang sudah banyak sekali jenis software aplikasi yang bisa kita gunakan untuk menjalankan teknik chroma subsampling, baik itu untuk proses compress file foto maupun file video.
Nah untuk file foto sendiri ada beberapa program software yang bisa kita gunakan, misalnya saja seperti RIOT (Radical Image Optimization Tool) salah satu software yang sering saya gunakan sendiri, lalu ada juga JPEGmini, GIMP, serta FFmpeg (bisa untuk compress foto maupun video).
Sementara program software yang bisa dipakai untuk compress file video, misalnya saja seperti Handbrake, Adobe Premiere Pro, Da Vinci Resolve, Adobe Media Encoder, Avidemux, dll.
Perlu diingat juga, bahwa setiap software tentu akan memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing tergantung pada kebutuhan spesifik, baik untuk penggunaan profesional maupun sehari-hari.
Jadi selalu pastikan saja agar kita memilih software yang sesuai kebutuhan, terlebih jika software yang dipakai itu tidak gratis alias berbayar.
Bedanya dengan Metode Kompresi Biasa
Nah sekarang mari kita bandingkan perbedaan antara teknik chroma subsampling dengan metode kompresi biasa, terutama kompresi yang sering kita temui, misalnya kompresi gambar seperti format JPEG atau video menggunakan codec seperti H.264.
1. Fokus pada Data yang Dikompres
Metode kompresi biasa seperti JPEG, biasanya berfokus pada seluruh elemen gambar, baik itu warna maupun detail tekstur. Kompresi seperti ini biasanya akan mengkompresi semua aspek gambar, termasuk kecerahan dan warna, tanpa memperhatikan bagian mana yang lebih penting.
Sedangkan, chroma subsampling hanya mengurangi data pada komponen warna (chroma) saja, tetapi pada bagian kecerahan (luminance) akan tetap utuh dan tidak dikompresi.
Karena mata manusia lebih sensitif terhadap kecerahan daripada warna, hal inilah yang kemudian bisa menghasilkan kompresi jauh lebih efisien tanpa terlihat adanya penurunan kualitas secara signifikan.
2. Tingkat Penghilangan Data
Dalam kompresi biasa, data yang hilang sering kali mencakup keseluruhan gambar atau video, sehingga hasil akhirnya bisa menampilkan artifacts seperti blok-blok besar atau noise.
Pada chroma subsampling, data yang hilang terbatas pada informasi warna saja, sementara detail kecerahan tetap dipertahankan.
Hal ini yang membuat kualitas visual tampak terlihat lebih baik, bahkan jika dilihat sekilas tidak ada bedanya dengan file asli sebelum dikompres, terutama di gambar-gambar dengan banyak detail dengan kontras tinggi.
3. Efisiensi Bandwidth
Metode chroma subsampling seringkali digunakan pada video streaming karena efisiensinya dalam mengurangi ukuran file tanpa mengurangi kualitas yang terlalu banyak.
Misalnya saja, beberapa platform layanan streaming seperti Netflix atau YouTube yang memang menggunakan chroma subsampling dalam format video mereka, untuk memastikan video dapat di-stream dengan lancar di berbagai kecepatan internet, sekaligus menjaga kualitas visual.
Sebaliknya, metode kompresi biasa sering digunakan dalam gambar statis, seperti dalam format JPEG atau PNG, dan lebih fokus pada pengurangan ukuran file secara keseluruhan, bukan hanya bagian tertentu saja dari gambar seperti yang dilakukan pada teknik chroma subsampling.
4. Penggunaan dan Aplikasi
Chroma subsampling sering digunakan dalam video, terutama format digital seperti Blu-ray, televisi digital, atau platform streaming.
Sementara itu, penggunaan teknik kompresi biasa seperti JPEG, lebih banyak digunakan pada gambar diam, seperti foto yang kita ambil dengan ponsel atau kamera digital.
Meski chroma subsampling sendiri tentu dapat dipakai juga untuk kebutuhan jenis compress berupa file gambar atau foto.
Kesimpulan
Jadi apakah chroma subsampling termasuk dalam metode kompresi? Jawabannya tentu saja Iya.
Namun, metode ini memiliki sedikit pendekatan yang berbeda jika dibandingkan dengan teknik kompresi biasa.
Chroma subsampling lebih fokus pada pengurangan informasi warna, sementara kompresi biasa mengurangi keseluruhan data gambar atau video.
Lalu perbedaan utama lainnya yaitu jika chroma subsampling biasanya akan memanfaatkan cara kerja mata manusia yang lebih sensitif terhadap detail kecerahan dibandingkan dengan warna.
Sebagai hasilnya, chroma subsampling sering digunakan dalam pengolahan content visual terutama video karena dapat memberikan keseimbangan yang baik antara pengurangan ukuran file dan juga kualitas visual yang dihasilkan.
Sedangkan metode kompresi biasa lebih sering ditemukan pada gambar statis, yang memerlukan ukuran file kecil dengan kualitas gambar yang tetap baik.
Meski jika memakai teknik chroma subsampling pada foto, hasil compress foto biasanya akan terlihat lebih baik dengan pengurangan size yang signifikan juga.
No comments