Home
Komputer
Teknologi
Arti Arsitektur Zen, RDNA, dan XDNA pada Prosesor AMD

Arti Arsitektur Zen, RDNA, dan XDNA pada Prosesor AMD

prosesor ryzen

Prosesor boleh dibilang merupakan otak dari sebuah komputer, dan performa dari sebuah prosesor ini akan sangat ditentukan dan dipengaruhi oleh arsitektur yang digunakan.

Dalam konteks prosesor, arsitektur sendiri sebenarnya mengacu pada desain dan struktur dasar dari sebuah prosesor yang menentukan bagaimana prosesor tersebut berfungsi dan bisa memproses data. Arsitektur prosesor mencakup berbagai elemen seperti set instruksi, cache memory, pipeline, konsumsi daya, serta core dan threads.

Secara keseluruhan arsitektur prosesor bisa dibilang adalah cetak biru yang mendefinisikan bagaimana prosesor tersebut dibangun, bagaimana komponen-komponennya dapat saling berinteraksi, dan bagaimana prosesor tersebut menangani tugas-tugas komputasi.

Arsitektur yang lebih baik biasanya akan menghasilkan prosesor yang lebih cepat, lebih efisien, dan lebih mampu menangani berbagai jenis beban kerja termasuk saat melakukan multitasking.

Memahami Apa itu Arsitektur Zen, RDNA, dan XDNA pada Produk AMD

Bagi penggemar teknologi, terutama yang sering mengikuti perkembangan hardware komputer, mungkin sudah tidak asing lagi dengan nama-nama seperti Zen, RDNA, dan XDNA. Dimana ketiga istilah ini merujuk pada arsitektur yang dikembangkan oleh brand AMD, salah satu perusahaan teknologi mikroprosesor terkemuka di dunia saat ini.

Meski sudah sering mendengarnya, namun terkadang masih banyak diantara kita yang belum mengetahui apa sebenarnya arsitektur Zen, RDNA, dan XDNA itu? Termasuk perbedaan diantara ketiga jenis arsitektur tersebut.

1. Arsitektur Zen

Zen pada dasarnya adalah arsitektur prosesor yang dikembangkan oleh AMD dan pertama kali diperkenalkan pada tahun 2017 melalui seri prosesor Ryzen mereka. Jadi secara singkat Zen ini merupakan arsitektur yang khusus dibuat untuk CPU buatannya AMD.

Zen menjadi tonggak kebangkitan AMD di dunia prosesor setelah beberapa tahun sebelumnya tertinggal dari pesaing utama mereka yaitu Intel. Arsitektur ini dirancang dengan fokus pada peningkatan efisiensi energi, performa per clock (IPC) yang tinggi, serta kemampuan multitasking yang lebih baik jika dibandingkan dengan generasi sebelumnya.

Keunggulan dari arsitektur Zen adalah penggunaan teknologi simultaneous multithreading (SMT), yang memungkinkan satu inti prosesor bisa menjalankan dua thread sekaligus secara bersamaan.

Hal ini tentu saja bisa berdampak pada peningkatan performa yang naik secara signifikan, terutama saat menjalankan jenis software maupun aplikasi yang mendukung sistem multithreading.

Selain itu, Zen juga menawarkan cache yang lebih besar dan sistem memori yang jauh lebih cepat, sehingga dapat menangani tugas-tugas berat dengan lebih efisien.

Sejak diperkenalkan tahun 2017 lalu, arsitektur Zen pertama dengan produknya prosesor Ryzen telah mengalami beberapa kali iterasi perkembangan dengan diluncurkan beberapa seri penerus, yakni seri Zen+, Zen 2, Zen 3, Zen 4, serta Zen 5 dengan produk CPU-nya yang terbaru yaitu seri Ryzen 9000 dan Ryzen Ai.

Setiap iterasi tersebut, masing-masing membawa perubahan dalam hal peningkatan performa dan efisiensi yang jauh lebih baik, dan bisa membuat prosesor AMD menjadi semakin kompetitif di pasar komputer terutama untuk kelas konsumer seperti PC desktop maupun laptop.

2. Arsitektur RDNA

Jika Zen berfokus pada pengembangan CPU prosesor, maka RDNA yang merupakan singkatan dari Radeon DNA adalah arsitektur yang dirancang oleh AMD khusus untuk produk kartu grafis (GPU) termasuk iGPU mereka.

Istilah RDNA pertama kali diperkenalkan pada tahun 2019 dan menjadi dasar dari kartu grafis Radeon RX 5000 series dan terus berlanjut hingga sekarang. Arsitektur RDNA menggantikan arsitektur GCN (Graphics Core Next) yang dianggap usang karena sudah digunakan AMD selama bertahun-tahun.

Adapun keunggulan utama dari arsitektur RDNA ini yaitu ada pada peningkatan performa per watt yang jauh signifikan kenaikannya dibandingkan dengan GCN. Sehingga tidak heran jika kartu grafis dengan arsitektur RDNA ini dapat memberikan performa yang lebih tinggi namun tetap memiliki konsumsi daya listrik yang jauh lebih hemat.

Selain itu, RDNA juga mendukung teknologi seperti ray tracing, yang memungkinkan rendering cahaya dan bayangan bisa terlihat lebih detail dan realistis, terutama saat sedang bermain game maupun saat menggunakan software untuk kebutuhan desain grafis.

Ada juga penggunaan teknologi FidelityFX Super Resolution (FSR), yaitu fitur upscaling gambar yang berfungsi untuk menaikkan performa saat bermain game, sama halnya seperti teknologi DLSS pada GPU Nvidia.

Pada perkembangan selanjutnya arsitektur RDNA 2 yang merupakan iterasi penerus dari RDNA pertama, sudah dirilis juga pada akhir 2020 lalu dan diklaim memiliki peningkatan performa serta fitur yang jauh lebih baik dari gen sebelumnya.

RDNA 2 ini sukses digunakan dalam beberapa jenis konsol game terbaru seperti PlayStation 5 dan juga Xbox Series X, selain tentunya juga arsitektur ini digunakan untuk kebutuhan produk AMD sendiri yaitu untuk kartu grafis Radeon RX 6000 series.

Dan paling terbaru dimana saat artikel ini dibuat, AMD pun telah merilis arsitektur grafis lain berbasis RDNA 3 dan RDNA 3,5. Dimana untuk arsitektur RDNA 3, pertama kali dirilis bersamaan dengan munculnya GPU Radeon RX 7000 series. Selain itu, RDNA 3 juga digunakan pada SoC yang dirancang khusus oleh AMD untuk kebutuhan handheld PC gaming seperti Asus ROG Ally dan Lenovo Legion Go. 
 
Sementara untuk chip grafis berbasis RDNA 3,5 akan digunakan pada prosesor Ryzen AI 300 bernama Strix Point. Dimana chip grafis ini lebih difokuskan hanya untuk perangkat laptop saja dengan peningkatan ada pada performa dan juga efisiensi penggunaan daya.

3. Arsitektur XDNA

Berbeda dengan Zen dan RDNA, XDNA ini pada dasarnya merupakan teknologi yang lebih baru dan lebih spesifik lagi. AMD memperkenalkan XDNA sebagai Neural Processing Unit (NPU), yaitu platform teknologi untuk akselerasi beban kerja berbasis kecerdasan buatan (Artificial intelligence) dan machine learning.

Dimana XDNA ini secara umum akan dipasang di banyak chip prosesor AMD seri terbaru dan posisinya akan berdampingan dengan Zen sebagai arsitektur dari CPU AMD. Singkatnya XDNA dibuat untuk membantu beban CPU utama, dengan membagi tugas yang berbasis AI dan machine learning agar bisa diambil oleh XDNA (NPU).

Sehingga dengan adanya XDNA memungkinkan pengolahan data yang jauh lebih cepat dan efisien terutama untuk keperluan penggunaan aplikasi yang membutuhkan komputasi berbasis AI, seperti pengenalan gambar, analisis data, dan sebagainya.

XDNA dirancang dengan mempertimbangkan kebutuhan dimasa depan, dimana keberadaan AI akan memainkan peran yang sangat penting dalam berbagai jenis industri, baik itu dibidang ekonomi dan perbankan, otomotif, FnB, jasa pelayanan, termasuk industri teknologi itu sendiri.

Dibuatnya XDNA ini juga memungkinkan prosesor nantinya bisa mengakselerasi tugas-tugas AI tanpa harus mengorbankan performa pada beban kerja CPU utama saat multitasking.

Hal ini tentu saja dapat membuat XDNA menjadi platform yang sangat fleksibel dan mampu beradaptasi dengan berbagai kebutuhan komputasi modern, terutama untuk mem-boost performa saat menjalankan jenis software spesifik tertentu.

Walaupun masih dalam tahap pengembangan dan implementasinya belum seluas Zen dan juga RDNA, namun potensi XDNA untuk kedepannya masih sangat besar termasuk dalam membawa revolusi di bidang komputasi AI yang tidak bisa dianggap remeh.

Penutup dan Kesimpulan

Zen, RDNA, dan XDNA secara umum merupakan jenis arsitektur mikroprosesor yang sangat penting dalam ekosistem produk AMD.

Zen berfokus pada pengembangan prosesor (CPU) dengan peningkatan pada aspek performa dan efisiensi, RDNA berfokus pada kartu grafis baik GPU dan iGPU dengan dukungan teknologi terbaru seperti Ray tracing dan FSR, sementara XDNA berfokus pada NPU yang menawarkan akselerasi khusus secara spesifik pada beban kerja berbasis AI.

Intinya ketiga arsitektur tersebut akan saling berhubungan dan tidak bisa terpisahkan dalam ekosistem produk AMD terutama pada produk chipset prosesor. Dimana ketiganya ini mungkin saja bisa bersatu sekaligus, seperti pada produk APU prosesor buatan mereka.

Nah demikianlah artikel kita kali ini, semoga postingannya bisa bermanfaat dan memberikan sedikit pencerahan. Jika kita berencana untuk merakit PC komputer baru atau sekedar melakukan upgrade komponen, maka informasi ini tentu saja cukup penting untuk diketahui agar kita tidak salah saat ingin membeli komponen komputer.

No comments

Terima kasih telah berkunjung ke Blog ini. Bagi pengunjung silahkan tinggalkan komentar, kritik maupun saran dengan menggunakan bahasa yang baik dan sopan.
close