Jadi apa sebenarnya passive income itu? Bagi kita yang belum tahu, secara sederhana passive income atau yang dalam bahasa Indonesia sering juga disebut sebagai pendapatan pasif, adalah sumber penghasilan uang yang bisa diperoleh tanpa kita perlu repot untuk terlibat secara aktif untuk mendapatkannya.
Dalam arti kita tidak perlu lagi untuk menghabiskan waktu maupun tenaga secara langsung untuk bisa menghasilkan profit. Melainkan kita hanya perlu terus memanage atau mengelola sumber income tersebut agar hasilnya bisa tetap berjalan dengan baik.
Namun yang perlu diingat, agar passive income ini bisa berjalan lancar sesuai perencanaan, tentu diperlukan sebuah modal awal dan juga usaha tertentu supaya pendapatan pasif ini nantinya bisa rutin diterima.
Lalu apa saja jenis dari pasif income itu?
Sebenarnya ada beberapa jenis sumber penghasilan yang bisa dikategorikan sebagai passive income. Dimana sebagian besar diantaranya, yaitu seringkali berupa project berupa investasi jangka panjang.
Adapun jika kita ingin tahu lebih detail mengenai jenisnya tersebut, maka bisa langsung disimak saja pada penjelasan berikut ini.
Jenis Pendapatan Pasif yang Perlu Diketahui serta Kelebihannya Masing-masing
1. Investasi Saham dan Pendapatan Dividen
Pertama ada dividen, yaitu salah satu jenis keuntungan finansial yang umumnya bisa didapatkan ketika kita menanamkan modal pada jenis perusahaan tertentu dalam bentuk investasi saham.
Jika perusahaan telah mencetak laba, maka pada saat RUPS diadakan kita akan mendapatkan pembayaran berupa bagi hasil dari profit yang didapat.
Ditambah jika perusahaan tersebut terus berkembang, maka ada potensi untuk nilai valuasi dari saham kita pun akan naik dan membuat nilai saham yang kita miliki juga akan naik. Sehingga di harga yang tinggi tersebut kita bisa menjualnya untuk mendapatkan profit (didapat dari selisih antara harga jual dengan harga beli).
Selain bentuk saham, sebenarnya ada beberapa jenis investasi keuangan lain yang bisa memberikan kita pendapatan berupa dividen, yaitu seperti program reksadana, obligasi, instrumen keuangan derivatif, dll.
2. Sewa Properti
Properti yang dimaksud disini bisa diartikan sebagai bisnis yang berjalan di bidang penyewaan berupa rumah kontrakan, kos-kosan, serta jenis bangunan lainnya termasuk sewa ruko dan juga apartemen.
Jadi jika kita memiliki tanah dan membangunnya menjadi sebuah hunian, maka ketika disewakan kita bisa mendapatkan keuntungan berupa penghasilan pasif yang diterima tanpa perlu adanya keterlibatan aktif dalam pengelolaannya.
Lalu bagaimana dengan bisnis hotel? Nah khusus untuk bisnis penginapan berskala besar seperti hotel, boleh dibilang tidak termasuk kepada pasif income, karena pada dasarnya dalam bisnis hotel terdapat manajemen aktif yang bertugas untuk mengelolanya secara rutin.
Adapun yang termasuk kedalam jenis sewa properti lainnya yang tergolong merupakan bagian dari pendapatan pasif, yaitu seperti sewa lahan tanah yang dialihfungsikan sebagai lahan pertanian, peternakan, maupun untuk dijadikan sebagai lahan parkir.
3. Royalti Hak Cipta
Jika kita memiliki karya original yang dibuat sendiri, misalnya berupa buku, lukisan, musik dan produk kekayaan intelektual lain, maka kita sangat berpeluang untuk bisa mendapatkan penghasilan berupa uang royalti secara rutin ketika banyak orang yang menggunakan hasil karya kita tersebut.
Namun untuk bisa menerima royalti ini, maka sebelumnya kita pun harus sudah mematenkan karya kita tersebut. Adapun caranya yaitu dengan mendaftarkan ke lembaga terkait seperti HAKI untuk mendapatkan lisensi maupun hak cipta atas karya yang telah kita buat.
Jadi dengan adanya pengakuan hak cipta ini, saat ada orang yang menggunakan karya kita, maka orang tersebut wajib membayar sejumlah uang tertentu sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan.
Bahkan meskipun kita telah meninggal sekalipun, selagi hak cipta itu masih ada dan berlaku, maka kita masih bisa menerima royalti dengan asumsi royalti tersebut akan diberikan kepada pihak keluarga maupun pihak pewaris lainnya.
4. Content Creator dan Blogger
Nah cara satu ini mungkin yang paling diketahui dan banyak dilakukan orang saat ini. Dimana sekarang banyak orang yang berlomba-lomba ingin menjadi seorang pembuat content digital di berbagai banyak platform seperti youtube, instagram, tiktok, facebook, termasuk juga menjadi seorang penulis content di situs blog.
Jika kita sudah memiliki banyak pengunjung setia, maka umumnya kita bisa memonetisasi platform tersebut dengan cara mengikuti program partner berupa publisher iklan seperti melalui google adsense dan jenis periklanan lainnya.
Kelebihan menjadi content creator ini, yaitu meskipun kita sudah tidak aktif lagi untuk membuat content. Namun selagi masih ada orang yang melihat hasil karya kita, maka kita pun akan tetap bisa mendapatkan penghasilan dari iklan yang masuk.
5. Sistem Franchise
Franchise pada dasarnya merupakan jenis usaha yang memerlukan lisensi atau merek dagang untuk bisa dipakai oleh para mitranya sebagai cabang dari usaha yang kita miliki.
Jadi jika kita memiliki usaha bisnis yang sudah cukup besar dan terkenal, maka untuk melebarkan usaha sekaligus mendapatkan penghasilan pasif kita bisa menjual merek dagang yang kita miliki tersebut dengan skema bisnis franchise.
Kelebihan dari bisnis ini, selain kita bisa mendapatkan passive income dari menjual branding dan merek dagang. Kita pun tidak perlu repot lagi dalam mengelola toko cabang, melainkan kita hanya perlu memberikan produk jualan saja serta sistem kerja berupa SOP agar sesuai dengan standar perusahaan yang kita miliki.
Jadi tanggung jawab dari bisnis cabang, sepenuhnya akan dikontrol dan berada di tangan pihak mitra. Sehingga jika cabang tersebut mengalami kebangkrutan sekalipun, maka kita tidak akan merugi terlalu besar.
6. Produk Digital
Beberapa produk digital seperti e-book, aplikasi mobile, panduan dan kursus online, bisa dikategorikan juga sebagai bagian dari sumber passive income.
Kita hanya perlu membuat produk digital tersebut dan menjualnya langsung kepada konsumen dalam bentuk unduhan tanpa perlu lagi repot mengelolanya.
Enaknya, produk semacam ini bisa dijual secara berulang kali tanpa perlu kita mengeluarkan biaya produksi lagi. Sehingga tentu saja bisa menekan dalam pemakaian budget yang harus dikeluarkan.
Selain itu, produk digital jarang sekali adanya perubahan yang signifikan. Kalaupun ada, mungkin kita bisa melakukan tambahan berupa revisi minor agar konten dari produk tersebut bisa semakin sempurna dan berkualitas.
7. Program Afiliasi
Terakhir sebagai tambahan untuk mendapatkan passive income, kita bisa juga mencoba untuk mengikuti program afiliasi. Jadi dengan cara mempromosikan produk maupun layanan tertentu yang dimiliki oleh orang lain, kita bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah yang cukup lumayan.
Namun agar bisa menghasilkan, tentu pada tahap awal kita harus bekerja keras untuk mengoptimalkan saluran promosi agar bisa mendapatkan audiens yang sesuai dengan produk yang kita miliki.
Baru setelah berhasil membangun konten afiliasi produk dan audiens tersebut sudah tercapai, maka kita pun akan dengan mudah mendapatkan penghasilan yang akan terus mengalir.
Terlebih jika produk yang kita tawarkan itu merupakan jenis produk timeless yang selalu dicari oleh orang setiap hari. Sehingga kita tidak perlu repot lagi untuk membuat konten affiliate terlalu sering, melainkan cukup sekali dan bisa bertahan untuk beberapa waktu.
Nah itulah tadi sedikit pembahasan mengenai jenis-jenis sumber pendapatan pasif yang bisa dijalankan untuk bisa menambah penghasilan bulanan kita.
Sebenarnya banyak sekali kelebihan yang bisa didapatkan dari kita menjalankan bisnis yang berorientasi pada passive income ini.
Adapun salah satu kelebihannya yaitu kita bisa dengan mudah mendapatkan kebebasan finansial, serta memungkinkan kita untuk melakukan banyak kegiatan lain yang kita sukai termasuk dalam menekuni hobi yang dimiliki tanpa perlu repot untuk mengatur dan menjalankan bisnis lagi.
No comments