Mungkin bagi kalian yang memang baru mulai ingin membangun sebuah perangkat komputer, terkadang masih bingung tentang masalah tersebut. Hal ini boleh dibilang sangat wajar, mengingat cukup banyak sekali part atau komponen hardware yang diperlukan dalam merakit sebuah PC agar menjadi satu kesatuan yang utuh.
Oleh karena itu, artikel ini memang sengaja dibuat khusus untuk memfasilitasi teman-teman yang berminat dan sangat tertarik di dunia digital komputer, terutama bagi yang ingin mencoba untuk merakit PC secara mandiri di rumah.
Perlu diingat juga, bahwa disini kita tidak akan membahas mengenai tutorial untuk merakit komputer secara lengkap. Dimana hal itu sebenarnya bisa kita dapatkan di platform yang lebih nyaman untuk dibedah, seperti di YouTube misalnya.
Sementara pada postingan kali ini, kita hanya akan fokus untuk membahas tentang part komponen apa saja yang wajib ada, agar komputer tersebut bisa berjalan atau beroperasi dengan semestinya.
Termasuk sebagai tambahan, disini pun akan dijelaskan juga tentang bagaimana cara untuk mencocokkan dari masing-masing perangkat yang dibutuhkan itu.
Sebab seperti yang kita tahu, bahwa tidak semua komponen hardware bisa digunakan di semua jenis rakitan PC secara custom. Jika salah membeli, bukan tidak mungkin akan menimbulkan ketidakcocokan antar perangkat.
Sehingga hal tersebut bisa saja membuat part mengalami masalah ketika dinyalakan atau bahkan part malah tidak bisa berjalan sama sekali.
Nah adapun untuk mengetahui lebih jelas tentang part hardware yang diperlukan ini, maka bisa langsung kita simak pada ulasan dibawah.
Daftar Komponen yang Diperlukan dalam Merakit Komputer serta Tips Memilihnya
Secara umum sebenarnya ada sekitar 7 sampai 8 komponen yang wajib dibeli, saat akan membuat sebuah PC desktop utuh hingga siap untuk dioperasikan.
Dimana dari masing-masing perangkat tersebut, tentu saja bisa dicustom dan disesuaikan menurut kebutuhan kita sebagai end user. Apakah ingin membangun sebuah spek komputer kelas entry level, mid range maupun kelas high end.
Oh ya, disini pun objek yang akan menjadi pembahasan utama, yaitu hanya berupa perangkat hardware dari Central Processing Unit (CPU) saja. Sehingga untuk jenis peripheral pendukung seperti monitor, keyboard, mouse, dan beberapa komponen lainnya tidak akan dibahas.
1. Processor (Procie)
Hal pertama dan yang paling penting untuk dipertimbangkan saat melakukan custom PC, yaitu tentang pemilihan dari chip prosesor yang akan dipakai. Secara umum, saat ini hanya ada 2 produsen besar yang masih kompetitif dan rutin memproduksi prosesor, yaitu ada brand Intel dan juga AMD.
Tips agar lebih mudah saat memilih, maka ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan. Pertama yaitu tentang kelas atau level dari chipset, kedua tentang generasi dari chipset, dan yang ketiga yaitu adanya internal GPU atau tidak.
Pertama dalam hal kelas, secara umum dibagi menjadi tiga kelas. Pada kubu intel terdapat varian intel pentium dan core i3 untuk kelas entry, core i5 kelas menengah, serta core i7, i9, dan xeon untuk golongan enthusiast. Sementara di kubu AMD, ada varian AMD athlon dan ryzen 3 untuk kelas entry, ryzen 5 untuk kelas menengah, serta ryzen 7, 9, dan threadripper untuk enthusiast.
Kedua ada generasi, yaitu menunjukkan kapan sebuah prosesor dirilis. Kita bisa melihat generasi processor dari angka yang ditulis dari seri SKU prosesor. Misalnya intel core i5 13500, angka 13 menandakan bahwa procie tersebut bagian dari generasi ke 13. Sedangkan untuk AMD misalnya ryzen 5 7600X, angka 7 menandakan jika chipset tersebut merupakan bagian dari generasi ke 7. Secara umum semakin baru dari generasi, maka akan semakin bagus untuk dipilih.
Ketiga yaitu tentang keberadaan prosesor grafis atau integrated GPU (Grahpic Pocessor Unit) dari procie yang digunakan. Sebab jika sebuah processor tidak memiliki iGPU, maka agar PC bisa menyala sudah pasti diperlukan GPU terpisah berupa VGA card. Agar lebih paham sebaiknya bisa baca artikel tentang perbedaan antara iGPU dan VGA card.
Adapun contohnya yaitu seperti core i3 12100F, huruf F menandakan jika prosesor tersebut tidak memiliki internal GPU. Sehingga agar komputer bisa menyala dibutuhkan VGA card tambahan. Jadi jika kita tidak mau memakai VGA card, hindari membeli processor intel dengan kode huruf F dibelakang nomor seri SKU.
Sementara untuk procie AMD yang memiliki internal GPU umumnya akan memiliki kode huruf G, misalnya ryzen 5 5600G. Terkecuali untuk generasi ke 7, dimana hampir semuanya sudah dibekali iGPU meski tanpa tertera kode huruf G sekalipun.
Ada juga kode huruf dibelakang seri SKU yang memiliki arti tertentu. Misalnya core i5 13600K, dimana huruf K menandakan jika prosesor tersebut bisa di overclock. Berbeda dengan AMD, dimana hampir semuanya bisa di overclock.
2. Motherboard (Mobo)
Setelah menentukan prosesor, langkah selanjutnya kita cocokan dengan motherboard yang digunakan. Saat pemilihan mobo, hal terpenting yang harus diperhatikan yaitu mengenai kompatibilitas socket.
Secara sederhana, socket adalah tempat dimana prosesor akan ditaruh pada motherboard. Jadi pastikan saja jika socket sudah cocok dengan procie yang dibeli.
Sebagai contoh prosesor Ryzen generasi 1 sampai 5 akan kompatibel dengan motherboard yang memiliki socket AM4. Sementara untuk ryzen gen 7, akan kompatibel dengan motherboard yang memiliki socket AM5.
Di kubu intel, penggunaan socket biasanya hanya berlaku untuk dua generasi prosesor saja. Misalnya procie intel gen 12 dan gen 13, akan kompatibel dengan motherboard yang memiliki jenis socket LGA1700. Sementara untuk procie intel gen 10 dan gen 11, kompatibel dengan motherboard yang memiliki jenis socket LGA1200.
Jadi untuk pemilihan Mobo, bisa disesuaikan antara socket dengan generasi prosesor yang digunakan. Dan juga pertimbangan lain, yaitu mengenai ukuran (form factor) dari motherboard, yang secara umum ada 3 jenis ukuran, yaitu mobo ukuran kecil (mini ITX), mobo ukuran sedang (Micro ATX), dan mobo ukuran besar (ATX).
Sebagai tambahan ada juga seri motherboard berdasarkan kelasnya, yaitu untuk intel ada seri H (entry), seri B (mid-range), dan seri Z (high-end). Contoh: Motherboard H610, B760, Z690. Sementara untuk AMD ada seri A (entry), seri B (mid-range), dan seri X (high-end). Contoh: Motherboard A320, B550, X570.
Namun jika kita merasa bingung tetang seri motherboard seperti itu, maka untuk cari aman sebenarnya kita bisa memilih seri B saja, karena dirasa sudah cukup untuk kebutuhan pemakaian normal sehari-hari.
3. Memory RAM
Dalam dunia komputer yang dimaksud dengan memori umumnya akan identik dengan sebuah komponen RAM (Random Access Memory), yaitu tempat penyimpanan sementara data saat menjalankan suatu program maupun aplikasi tertentu. Sedangkan untuk tempat penyimpanan data atau file yang bersifat permanen lebih dikenal sebagai storage.
Tipe RAM pada PC biasanya dikenal sebagai RAM jenis panjang atau Long Dimm. Sementara untuk laptop umumnya akan menggunakan jenis RAM SO DIMM atau pendek. Jadi jangan sampai tertukar saat ingin membeli jenis memory ini untuk komputer kita, sangat disarankan untuk mempelajari perbedaan RAM DIMM dan SODIMM.
Selanjutnya yaitu mengenai generasi dari RAM yang akan dipakai. Saat artikel ini dibuat, generasi yang paling terbaru dan sudah mulai banyak dijual dipasaran yaitu versi RAM DDR5. Sementara yang paling umum digunakan yaitu versi DDR4.
Tipsnya agar tidak salah beli, yaitu selalu pastikan jika jenis DDR pada RAM sudah didukung dengan slot RAM yang ada pada Motherboard. Misalnya, kita memiliki motherboard dengan konfigurasi RAM DDR4, maka sudah pasti kita harus membeli jenis RAM versi DDR4 juga. Sebab jika dipaksa menggunakan RAM DDR5, sudah pasti tidak akan terbaca sama sekali.
Selanjutnya yaitu masalah speed (kecepatan) dan juga timing dari RAM. Speed atau biasa dikenal juga sebagai frekuensi merupakan kecepatan transfer dari RAM dalam menuliskan data. Dimana semakin besar angka yang tertera maka akan semakin baik kinerja RAM. Satuan ukur yang dimiliki yaitu berupa MHz atau MT/s. Contoh dari frekuensi RAM yaitu seperti 2666Mhz, 3200MHz, 3600MHz, 4800MHz, 5200MHz, dll. Mengenal Perbedaan Mhz dan MT/s pada RAM.
Sementara timing RAM adalah latensi atau jarak waktu yang diperlukan antara CPU komputer untuk bisa mengakses/membaca data pada RAM. Pada timing, semakin kecil angka yang tertera maka latensi akan semakin rendah dan tentunya akan semakin baik. Satuan dari timing sering ditulis dengan CL (CAS latency). Contohnya yaitu CL 40, CL 38, CL 36, dll.
4. Storage Penyimpanan
Storage atau ruang penyimpanan adalah tempat yang digunakan untuk menyimpan sebuah file atau data secara permanen. Hal ini tentu berbeda dengan memory RAM yang hanya digunakan sementara saja.
Secara umum, saat ini ada dua jenis storage penyimpanan yang banyak dipakai, yaitu ada jenis Hard Disk Drive (HDD) dan Solid State Drive (SSD).
Dalam memilih storage penyimpanan, sebenarnya bisa disesuaikan dengan budget yang kita miliki. Hanya saja jika performa PC ingin lebih maksimal, maka sangat disarankan untuk memilih SSD saja, terutama varian SSD tipe NVMe M.2 PCie, karena SSD tipe tersebut memang mempunyai kecepatan read and write yang sangat kencang yakni bisa mencapai 9000Mbps. Setidaknya saat ini ada sekitar 5 jenis SSD yang umum dijual dipasaran.
5. VGA Card
Secara sederhana VGA card adalah alat untuk mengolah tampilan grafis pada PC atau sering juga disebut sebagai prosesor grafis (GPU). Tujuan dari penggunaan VGA card yaitu berfungsi untuk menampilkan gambar pada layar monitor. Sehingga tanpa adanya prosesor grafis ini, maka dijamin gambar tidak akan bisa muncul pada monitor desktop.
Meskipun begitu, penggunaan dari VGA card ini sebenarnya tidak wajib alias opsional. Sebab memang ada beberapa jenis dari prosesor komputer yang sudah langsung dibekali dengan prosesor grafis bawaan (integrated GPU). Sehingga tanpa perlu dipasang VGA card pun, komputer tetap masih bisa berjalan dengan normal.
Agar bisa memahami lebih jauh mengenai prosesor grafis, sebaiknya bisa membaca artikel tentang perbedaan antara VGA card, integrated GPU, Discreate GPU.
Adapun penggunaan dari VGA card, sebenarnya lebih ditekankan pada pemakaian Komputer dengan kebutuhan komputasi atau kinerja yang berat. Misalnya, saat kita ingin melakukan kegiatan desain grafis, editing video, bermain game AAA, dsb. Maka sangat disarankan untuk memasangkan VGA card tambahan pada PC desktop kita.
6. Cooling
Seperti namanya yaitu cooling, perangkat satu ini memang difungsikan sebagai komponen untuk pendingin. Secara kegunaan, cooling pada komputer memiliki dua fungsi. Pertama yaitu untuk mendinginkan bagian CPU processor dan yang kedua yaitu berfungsi untuk mengatur sirkulasi udara didalam komputer.
Dimana untuk mengatur sirkulasi udara agar suhu dapat terjaga, maka dibutuhkan dua jenis fan cooling yang berbeda, yaitu fan intake digunakan untuk mengambil udara segar dari luar, dan fan exhaust digunakan untuk mengeluarkan udara panas dari dalam perangkat desktop.
Lalu untuk cooling CPU prosesor, secara umum terdiri dari dua jenis yaitu Air cooler dan AIO (All in One) Water cooler. Air Cooler yaitu pendingin udara yang terdiri dari fan dan juga heatsink.
Sementara AIO water cooler atau Radiator yaitu pendingin berbahan cair (liquid), yang terdiri dari fan, heatsink dan cairan pendingin itu sendiri.
Secara umum water cooler dianggap lebih baik jika dibanding dengan air cooler. Oleh karena itu, jika kita ingin merakit sebuah PC dengan spesifikasi tinggi, maka disarankan untuk menggunakan pendingin berupa water cooler.
Namun selain kedua jenis pendingin yang telah disebutkan diatas, sebenarnya ada juga jenis cooler yang dibuat secara custom. Dimana bahan pendinginnya berasal dari bahan nitrogen cair. Hanya saja, cooling custom jenis ini, seringkali dipakai oleh para enthusiast saja seperti profesional overclocker dan sangat jarang dijual untuk kelas consumer biasa.
Ada juga untuk beberapa jenis processor kelas menengah kebawah, seringkali sudah dibekali dengan fan cooling bawaan pabrik. Jadi bagi kita yang memang ingin menghemat budget, bisa memanfaatkan cooling bawaan ini untuk dipakai. Sehingga kita tidak perlu lagi membeli cooling tambahan berupa air cooler maupun water cooler.
7. Power Supply Unit (PSU)
Power supply bisa dibilang merupakan jantung dari sebuah PC desktop, dimana fungsi utama dari PSU yaitu berfungsi sebagai alat untuk mengalirkan daya listrik kepada semua komponen yang ada pada komputer seperti CPU, RAM, VGA card, cooling, dll.
Bisa dibilang tanpa adanya part satu ini, maka bisa dipastikan jika komputer tidak akan bisa berjalan dan bahkan tidak akan menyala sama sekali.
Disisi lain banyak orang yang menganggap sepele mengenai keberadaan dari sebuah power supply ini. Padahal, jika kita sembarangan memilih dalam pembelian unit PSU, maka hal itu dikhawatirkan akan berdampak pada part lainnya yang bisa cepat rusak.
Oleh karena itu, tips simpel saat ingin membeli powe supply, yaitu usahakan selalu disesuaikan dengan perangkat yang kita beli. Jika ingin merakit PC kelas high-end, sangat disarankan agar kita menggunakan power supply dengan voltase lebih dari 650watt. Sementara jika ingin merakit PC kentang dengan spesifikasi yang tergolong rendah, tipe PSU dengan voltase 500watt kebawah dirasa sudah sangat mencukupi.
Selain itu, untuk pemakaian daya listrik agar bisa lebih hemat. Sangat disarankan juga untuk memilih jenis PSU yang sudah memiliki label sertifikasi 80 plus. Dengan sertifikasi 80 plus, efisiensi dari penggunaan daya komputer dapat lebih ditekan, sehingga pemakaian listrik pun akan jauh lebih murah. Untuk lebih mengerti disarankan membaca manfaat dan arti 80 plus pada power supply
Adapun rekomendasi brand PSU yang patut dipertimbangkan untuk kita beli, yaitu beberapa diantaranya ada Enermax, Seasonic, FSP, dan HEC. Dimana semua brand yang disebutkan tersebut, merupakan brand berkualitas tinggi yang memang mendesain dan membuat langsung produk power supply yang diproduksi. Ini berbeda dengan brand lain, yang kebanyakan berupa rebranding merk dari brand yang telah disebutkan diatas.
8. Casing
Casing adalah wadah atau tempat untuk menyimpan semua part dari komputer yang sudah dirakit. Pemilihan casing ini sebenarnya bisa dibilang yang paling mudah. Sebab kita hanya perlu melihat dari ukuran (form factor) motherboard yang digunakan.
Seperti yang telah dibahas di poin nomor 2, ada tiga jenis ukuran dari casing yang sama dengan ukuran mobo, yaitu mini ITX, Micro ATX, dan ATX. Kita cukup sesuaikan saja dengan penggunaan dari motherboard yang telah dipilih sebelumnya.
Hanya saja ada pertimbangan lain saat memilih casing, yaitu mengenai VGA card atau cooling yang digunakan. Sebab untuk model vga card atau cooling, beberapa ada yang memang memiliki ukuran yang cukup besar. Jadi pastikan saja jika vga card atau cooling yang dibeli dapat masuk ke dalam casing yang dipilih.
Nah itulah tadi tips mengenai pemilihan komponen hardware apa saja yang harus dibeli saat ingin membangun sebuah PC Komputer desktop di rumah.
Jika ada hal-hal yang belum dimengerti, maka bisa langsung ditanyakan saja pada kolom komentar yang telah disediakan dibagian bawah.
Akhir kata, terima kasih telah berkunjung ke blog ini, dan sampai berjumpa kembali di postingan lain selanjutnya.
No comments