Negara Indonesia sebagai negara kepulauan memang memiliki kerawanan akan peluang terjadinya bencana alam yang lebih besar jika dibandingkan dengan negara-negara lain disekitarnya.
Hal ini tidak terlepas karena letak posisi Indonesia yang memang berada di wilayah cincin api (ring of fire) dan juga berada di pertemuan tiga lempeng benua sekaligus yang membuat presentasi kebencanaan di Indonesia ini bisa menjadi semakin lebih tinggi.
Dari sekian banyaknya bencana alam yang bisa terjadi itu, salah satu yang mungkin dan siap mengintai adalah bencana dari gelombang pasang air laut yang dikenal dengan nama tsunami.
Kata tsunami merupakan kata yang diambil dari bahasa Jepang yang jika diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia, maka memiliki arti ombak besar di pelabuhan.
Sementara secara istilah tsunami adalah suatu peristiwa bencana alam yang digunakan dalam menyebut gelombang pasang besar yang terjadi di laut dan kemudian menerjang masuk ke wilayah pantai atau daratan. Gelombang besar tersebut dapat disebabkan karena munculnya suatu aktivitas mendadak yang berasal di sekitar wilayah lautan.
Adapun jenis dari aktivitas yang terjadi secara tiba-tiba itupun bisa terdiri dari beberapa macam penyebab seperti gempa bumi bawah laut, letusan gunung bawah laut atau gunung yang berada disekitar laut, dan longsoran tanah di bawah laut.
Bencana Tsunami memang sangat wajar bisa menimpa wilayah Indonesia, karena memang letak wilayah Indonesia yang terdiri dari banyak sekali pantai.
Apalagi ditambah dengan keberadaan lempeng benua yang telah disinggung sebelumnya, membuat potensi terjadinya gempa tektonik bawah laut yang dapat menyebabkan gelombang tsunami besar menjadi semakin tinggi.
Kita tahu Indonesia sendiri pernah beberapa kali mengalami bencana alam tsunami seperti yang pernah terjadi di Aceh tahun 2004, di Yogya tahun 2006, dan yang terbaru yaitu Tsunami yang terjadi di kota Palu beberapa tahun kebelakang.
Adapun salah satu cara dalam mengeliminasi dampak terjadinya gelombang pasang tsunami yaitu dengan memasang alat pendeteksi dini di wilayah-wilayah yang memang rawan terjadinya bencana tersebut.
Namun tentu saja keterbatasan selalu saja ada, apalagi faktor wilayah Indonesia yang amat begitu luas dengan memiliki banyak pantai membuat penerapan peralatan canggih pendeteksi ini mungkin belum bisa dilaksanakan secara maksimal.
Meski begitu, alam selalu memberikan cara kepada manusia untuk mengenali tanda-tanda jika suatu bencana akan datang.
Termasuk juga bagi bencana alam tsunami dimana terkadang alam pun bisa memberikan sebuah tanda atau sinyal bahaya jika suatu bencana tsunami ini akan muncul.
Nah gejala alam ini tentu akan sangat berguna sekali terutama bagi kita yang tinggal di wilayah sekitar pantai dan di wilayah tersebut belum terpasang alat pendeteksi dini dari bencana tsunami.
Lalu apa saja tanda dari gejala alam tersebut? Untuk mengetahuinya maka langsung saja kita simak ulasan berikut ini.
Ciri-ciri dan Gejala Alam Ketika akan Muncul Tsunami
1. Gempa Bumi
Hal pertama yang bisa menjadi salah satu penanda dari munculnya gelombang besar disekitar pesisir pantai adalah adanya peristiwa pemicu seperti gempa bumi.
Kebanyakan dari peristiwa bencana tsunami yang telah terjadi, hampir semuanya disebabkan karena adanya gempa bumi, baik itu gempa bumi di zona lautan maupun gempa bumi yang terjadi di wilayah daratan.
Sehingga apabila kita tinggal disekitar garis pantai, dan tiba-tiba terjadi sebuah goncangan gempa, maka sebaiknya kita perlu sedikit bergegas dan mencari tahu dengan melakukan pengecekan di instansi kebencanaan setempat untuk mengetahui informasi jika terdapat potensi terjadinya tsunami.
Atau alternatif lain bisa juga dengan memanfaatkan jaringan internet untuk mengecek informasi tersebut, bila memang kondisi masih memungkinkan.
2. Air Laut Surut
Tanda-tanda berikutnya bila akan terjadi tsunami yaitu air laut yang berada di pesisir pantai akan tiba-tiba menjadi surut, bahkan air yang surut tersebut bisa jadi sangat jauh sekali jaraknya dari bibir pantai.
Hal ini bisa disebabkan karena volume dari air laut akan ikut tertarik ke bagian dari pusat gempa terjadi, sehingga air ombak yang biasanya sampai ke pesisir pantai pun menjadi hilang.
Adapun beberapa ciri dari surutnya air laut yang paling mudah diketahui yaitu dengan munculnya berbagai jenis hewan laut seperti ikan, kerang yang banyak ditemukan disekitar pantai dalam kondisi mati.
Selain itu, bagian tanah atau daratan yang menjadi surut biasanya akan memiliki warna yang berbeda yaitu cenderung lebih gelap.
3. Lampu Menyala Tiba-tiba
Sesaat setelah terjadinya gempa bumi yang melanda, aliran listrik disekitar wilayah terdampak biasanya akan langsung dimatikan. Hal ini dimaksudkan guna menghindari dari munculnya korsleting listrik dan kerusakan lainnya seperti ledakan yang mungkin bisa terjadi karena goncangan yang sangat besar.
Namun jika akan terjadi tsunami, maka lampu-lampu rumah yang awalnya padam karena aliran listrik mati, terkadang bisa langsung menyala sendiri secara tiba-tiba.
Fenomena seperti ini menurut ilmu fisika merupakan suatu hal yang wajar, mengingat pada saat terjadinya gempa, aliran dari gelombang elektromagnetis akan muncul dan bergerak bebas di udara. Dan karena fenomena inilah membuat lampu-lampu di dalam rumah bisa menyala dengan sendirinya.
Jadi jika hal itu terjadi kita jangan langsung senang dulu, melainkan harusnya kita menjadi lebih waspada karena hal itu mungkin saja menjadi pertanda awal dari datangnya hal yang lebih buruk lagi.
4. Suara Bergemuruh
Gejala lain yang mungkin ditimbulkan saat akan terjadinya bencana gelombang tsunami yaitu suara gemuruh yang bisa terdengar dari arah laut. Suara tersebut bisa berasal dari gulungan ombak besar yang sedang mengarah ke wilayah pantai untuk siap merusak segala jenis benda yang ditemuinya.
Suara gemuruh ini sebenarnya merupakan tanda yang paling mudah untuk dikenali saat akan terjadinya tsunami. Namun jika hal ini sudah dirasakan, maka bisa dibilang bahwa kita sudah sangat terlambat untuk dapat menyelamatkan diri.
Dikarenakan gelombang air laut yang sangat besar, mungkin sudah sangat dekat jaraknya dan hampir siap menyapu daratan dalam waktu beberapa menit saja.
Sehingga jika sudah terdengar suara gemuruh lebih baik kita langsung pergi berlari untuk menyelamatkan diri dengan menjauhi area bibir pantai sebisa mungkin.
5. Hewan Berlarian
Gejala alam yang mungkin terlihat dari akan munculnya suatu bencana yaitu bisa juga ditandai dengan perilaku hewan-hewan yang mendadak bertingkah aneh. Seperti hewan-hewan liar yang akan kabur berlarian tanpa sebab.
Sementara bagi hewan ternak biasanya akan terlihat panik dan menjadi liar seperti ingin menyelamatkan diri.
Dari sekian jenis hewan yang bertingkah tidak biasa itu, salah satu yang paling mudah terlihat adalah dari spesies burung-burung yang akan terlihat bergerombol dan terbang memenuhi langit kemudian menjauh area disekitar pantai.
Jika hal itu terjadi maka sebaiknya kita waspada dan bersiap untuk melakukan penyelamatan diri.
Penutup
Baik itulah sedikit gambaran dari gejala alam yang mungkin muncul dan juga bisa sebagai penanda bila akan terjadinya bencana alam tsunami. Memang hal-hal tersebut tidaklah bisa dijadikan sebagai patokan yang 100 persen akurat.
Hanya saja, dengan kita sedikit mengetahui tentang faktor-faktor kebencanaan khususnya tsunami, diharapkan bisa membuat kita lebih aware dalam mempersiapkan diri jika suatu saat peristiwa bencana yang tidak diinginkan datang.
Demikianlah artikel kali ini tentang gejala-gejala alam yang mungkin timbul sesaat sebelum terjadinya bencana tsunami. Semoga artikel ini dapat bermanfaat dan akhir kata sampai bertemu kembali di artikel lain selanjutnya. Terima kasih
No comments