Dieng sendiri sebenarnya merupakan nama sebuah desa dengan panorama yang sangat indah dan memiliki udara yang cukup sejuk karena memang wilayahnya berada di atas ketinggian lebih dari 2.000 mdpl.
Gaya arsitekturnya yaitu memiliki bentuk bangunan seperti wadah yang dipasang terbalik. Sedangkan untuk relief bisa ditemukan seperti dibagian atas pintu masuk sebuah candi.
Di sini masyarakatnya pun masih sangat melestarikan budaya adat tradisional daerahnya. Ini bisa terlihat dari selalu diadakannya acara-acara seperti festival budaya yang selalu rutin digelar setiap tahunnya.
Selain itu di tempat ini terdapat situs peninggalan kuno yang merupakan bangunan peninggalan dari agama Hindu. Situs tersebut biasa dikenal dengan sebutan Candi Dieng, dengan memiliki beberapa kawasan kompleks candi di dalamnya.
Selain itu di tempat ini terdapat situs peninggalan kuno yang merupakan bangunan peninggalan dari agama Hindu. Situs tersebut biasa dikenal dengan sebutan Candi Dieng, dengan memiliki beberapa kawasan kompleks candi di dalamnya.
Asal Usul dan Sejarah Candi Dieng
Dieng sendiri merupakan gabungan kata yang berasal dari bahasa Jawa kuno yang terdiri dari dua kata yaitu "dhi" yang memiliki arti gunung dan "hyang" yang memiliki arti dewa atau sang penguasa.Jadi bila disatukan kedua kata tersebut, maka akan memiliki makna sebagai gunung dewa atau gunung tempat bersemayamnya para dewa. Oleh karena itu tempat yang berada di daerah dataran tinggi Dieng ini sering dianggap oleh masyarakat sebagai tempat yang sangat suci.
Candi Dieng sebenarnya bukan nama dari satu bangunan candi saja, melainkan nama dari keseluruhan kompleks percandian yang mana terdapat banyak candi dan tersebar dibeberapa tempat di wilayah Dieng. Setidaknya terdapat empat kompleks candi yang ada di sini.
Kompleks candi tersebut yaitu terdiri dari kompleks candi Bima, candi Arjuna, candi Gatotkaca, dan candi Dwarawati. Masing-masing kompleks tersebut biasanya tidak hanya terdiri dari satu candi saja, melainkan terdapat pula beberapa candi yang lainnya.
Candi Dieng sebenarnya bukan nama dari satu bangunan candi saja, melainkan nama dari keseluruhan kompleks percandian yang mana terdapat banyak candi dan tersebar dibeberapa tempat di wilayah Dieng. Setidaknya terdapat empat kompleks candi yang ada di sini.
Kompleks candi tersebut yaitu terdiri dari kompleks candi Bima, candi Arjuna, candi Gatotkaca, dan candi Dwarawati. Masing-masing kompleks tersebut biasanya tidak hanya terdiri dari satu candi saja, melainkan terdapat pula beberapa candi yang lainnya.
Adapun nama-nama candi yang tersebar disekitar wilayah Dieng ini semuanya diberikan nama berdasarkan cerita dari epos Mahabarata.
Berdasarkan dari bukti-bukti yang telah ditemukan yaitu berupa prasasti sebanyak 12 buah, maka dapat diketahui bahwa candi ini paling tidak sudah ada sejak abad ke-9 M atau sekitar tahun 809 Masehi. Candi ini diperkirakan merupakan candi yang berasal dari peninggalan kerajaan Kalingga.
Berdasarkan dari bukti-bukti yang telah ditemukan yaitu berupa prasasti sebanyak 12 buah, maka dapat diketahui bahwa candi ini paling tidak sudah ada sejak abad ke-9 M atau sekitar tahun 809 Masehi. Candi ini diperkirakan merupakan candi yang berasal dari peninggalan kerajaan Kalingga.
Namun meskipun begitu belum diketahui secara pasti tentang dinasti atau orang yang telah membangun candi tersebut, karena dari ke-12 penemuan prasasti yang ada tidak satupun yang menjelaskan tentang hal itu.
Bentuk Bangunan dan Relief Candi
Sebagai salah satu candi yang bercorak agama Hindu, candi yang berada di kompleks Dieng ini umumnya memiliki bentuk bangunan yang cenderung relatif kecil dari setiap bangunan candi yang ada.Ukurannya pun berbeda-beda untuk setiap candi yaitu yang paling besar berkisar antara 6 meter x 6 meter dengan ketinggian sekitar 8 meter. Sedangkan untuk candi yang berbentuk kecil umumnya memiliki ukuran sekitar 4 meter dengan ketinggian sekitar 6 meter.
Namun sayangnya bangunan yang ada di kompleks candi dieng ini kebanyakan sudah tidak utuh. Bahkan beberapa bagian dari candi yaitu seperti arca, keberadaannya sudah ada yang telah hilang dicuri.
Namun sayangnya bangunan yang ada di kompleks candi dieng ini kebanyakan sudah tidak utuh. Bahkan beberapa bagian dari candi yaitu seperti arca, keberadaannya sudah ada yang telah hilang dicuri.
Sedangkan sebagian yang lain memang sudah dalam kondisi rusak sebelum bangunan ini di rekonstruksi ulang dan hanya menyisakan bentuk fondasi saja.
Gaya arsitektur setiap bangunan candi memiliki corak yang beraneka ragam dan biasanya corak tersebut dipengaruhi dari wilayah India bagian utara dan India bagian selatan. Salah satu contohnya yaitu arsitektur bergaya sikhara yang terdapat dibangunan candi bima.
Gaya arsitektur setiap bangunan candi memiliki corak yang beraneka ragam dan biasanya corak tersebut dipengaruhi dari wilayah India bagian utara dan India bagian selatan. Salah satu contohnya yaitu arsitektur bergaya sikhara yang terdapat dibangunan candi bima.
Baca Juga : Peninggalan Candi-Candi di Wilayah Jawa barat
Gaya arsitekturnya yaitu memiliki bentuk bangunan seperti wadah yang dipasang terbalik. Sedangkan untuk relief bisa ditemukan seperti dibagian atas pintu masuk sebuah candi.
Umumnya relief tersebut berbentuk kepala dengan memiliki wajah yang sangat menyeramkan. Relief seperti itu biasa dikenal dalam cerita Hindu dengan sebutan kalamakara.
No comments