Home
Pengetahuan
Sejarah
Wabah Penyakit Black Death di Eropa pada Abad Pertengahan

Wabah Penyakit Black Death di Eropa pada Abad Pertengahan


The Black Death merupakan salah satu peristiwa kelam yang pernah dialami oleh orang-orang Eropa pada abad pertengahan.

Pada dasarnya kejadian ini merupakan suatu epidemi (wabah penyakit) yang disebabkan oleh kutu pembawa wabah pes (bakteri yersinia pestisyang berinang pada hewan pengerat seperti tikus. Dari peristiwa ini pula setidaknya hampir sepertiga dari populasi penduduk di eropa lenyap pada saat itu.

Melihat kembali kebelakang sebenarnya wabah pes ini pertama kali muncul di daerah Cina sekitar tahun 1330-an dan baru setelah itu wabah pun ikut menyebar ke penjuru eropa pada abad pertengahan yaitu sekitar tahun 1340-an, hal ini diduga karena adanya hubungan dagang yang intensif antara cina dengan benua biru tersebut.

Gejala awal yang ditimbulkan setelah terkena infeksi wabah pes biasanya berupa kelelahan, dan demam tinggi yang disertai sakit dibeberapa bagian anggota badan seperti kaki dan tangan.

Jika sudah berada pada kondisi yang sangat parah maka kelenjar getah bening pada bagian leher, paha, dan ketiak akan berubah warna menjadi kehitaman dan membengkak, hal itulah yang kemudian kenapa wabah ini lebih dikenal dengan istilah the black death.

Wabah penyakit ini semakin meluas akibat dari adanya kesalahpahaman masyarakat tentang penyebab dari penyakit ini. Orang-orang eropa pada awalnya berfikir bahwa penyebab dari wabah black death (pes) ini berasal dari hewan yang banyak berkeliaran di sekitar rumah-rumah mereka pada waktu itu seperti kucing dan anjing.

Akibat dari pemahaman yang salah tersebut membuat masyarakat kemudian banyak yang membunuh hewan baik itu kucing dan anjing.

Hal itulah yang secara tidak langsung justru membuat penyebaran wabah pes semakin meningkat, karena pada kenyataannya bakteri pada tikuslah yang menjadi penyebab dari epidemi ini.

Oleh karena kesalahpahaman tersebut, membuat perkembangbiakan tikus justru semakin meningkat akibat dari hilangnya predator alami dari tikus yaitu kucing dan anjing.


Upaya Penyembuhan Wabah Pes (The Black Death)

Masyarakat ketika mulai muncul wabah penyakit the black death yang semakin merajalela mulai menjadi panik. Banyak karantina yang dilakukan terhadap orang-orang yang terkena wabah itu agar penyebaran penyakit tidak semakin meluas.

Di sisi lain karena adanya keterbatasan pengetahuan tentang ilmu kedokteran membuat masyarakat cenderung bersikap pasrah terhadap wabah black death. Ditambah lagi adanya pengaruh dari gereja pada waktu itu, bahwa adanya penyakit merupakan sebuah hukuman dari Tuhan.

Baca Juga : Masa Pemerintahan VOC di Indonesia

Dalam upaya penyembuhan wabah tersebut banyak cara-cara yang dilakukan dianggap sangat tidak rasional dan tidak sesuai dengan ilmu kedokteran. Orang-orang percaya akan doa-doa yang diberikan oleh para pendeta, ataupun ramuan-ramuan dan obat palsu yang dianggap dapat menyembuhkan penyakit mereka.

Banyak orang yang kemudian berbondong-bondong pergi ke gereja untuk meminta pertolongan agar disembuhkan dari penyakit pes ini.

Bahkan pernah terjadi seorang uskup Visconti Agung dari Milan menyuruh untuk membakar tiga rumah yang dianggap sebagai penyebar wabah penyakit black death, dan sebuah desa di Noseley, Leicestershire diratakan guna mencegah penyebaran wabah penyakit ke desa lainnya.

sumber: genome.gov

Bagi orang yang miskin, mereka mau tidak mau hanya dapat melakukan pengobatan dengan cara percaya terhadap jimat dan ilmu-ilmu sihir. Pada waktu itu juga banyak bermunculan para penyihir-penyihir yang dianggap bisa menyembuhkan penyakit itu.

Namun pengobatan yang dilakukan baik yang diberikan oleh para pendeta ataupun oleh para penyihir semuanya bisa dikatakan sia-sia saja, wabah black death tetap ada dan terus menyebar di daratan Eropa.


Berakhirnya Wabah Black Death

Perlu diketahui bahwa pada zaman Yunani dan Romawi ilmu pengetahuan sudah mulai berkembang, di bidang kedokteran sudah banyak muncul cara-cara pengobatan-pengobatan pada masa Yunani dan Romawi, meskipun masih bersifat tradisional.

Dengan mengikuti cara-cara pada masa Yunani dan Romawi inilah wabah penyakit black death yang terjadi di daratan Eropa akhirnya dapat dihilangkan.

Pemerintah-pemerintah yang ada di Eropa mulai menata kota dengan memperbaiki sanitasi-sanitasi yang buruk dan jalan-jalan kota pun dibersihkan.

Raja John II dari Perancis mengambil langkah untuk memerintahkan masyarakatnya untuk hidup sehat dengan membersihkan jalan-jalan agar terhindar dari ancaman penyakit yang ganas seperti black death. Banyak jalan-jalan yang menjadi selokan terbuka kemudian mulai dibersihkan.

Langkah yang dilakukan oleh Raja Perancis itu merupakan peniruan terhadap apa yang telah dilakukan dokter Yunani kuno pada saat menyelamatkan kota Athena dari wabah penyakit yang melanda saat itu, yakni dengan cara membersihkan jalan-jalan.

Baca Juga : Hukum Swapraja di Pulau Madura

Selain itu terdapat persamaan sikap yang sama tetapi salah yang dilakukan oleh orang-orang Yunani dan Romawi dengan masyarakat eropa pada abad pertengahan.

Jadi pada saat wabah black death menyerang yaitu bahwa mereka sama-sama terlalu percaya dengan apa yang para pendeta mereka katakan tanpa melihat dampak yang nantinya akan ditimbulkan.

No comments

Terima kasih telah berkunjung ke Blog ini. Bagi pengunjung silahkan tinggalkan komentar, kritik maupun saran dengan menggunakan bahasa yang baik dan sopan.
close